Laman

Kamis, 06 April 2017

JAGUNG | BUDIDAYA JAGUNG | APLIKASI JAGUNG BIDANG PANGAN


JAGUNG






ILMU DAN TEKNOLOGI PANGAN
FAKULTAS PERTANIAN PETERNAKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
2017

4.1         PENGENALAN TANAMAN JAGUNG
4.1.1        Klasifikasi Tanaman Jagung
Tanaman jagung termasuk dalam keluarga rumput-rumputan dengan spesies Zea Mays L. Secara umum klasifikasi dan sistematika tanaman jagung adalah sebagai berikut (Purwono, 2005).
Kingdom : Plantae (tumbuh-tumbuhan)
Divisi : Spermatophyta (tumbuhan berbiji)
Subdivisi : Angiospermae (berbiji tertutup)
Kelas : Monocotyledone (berkeping satu)
Ordo : Graminae (rumput-rumputan)
Famili : Graminaceae
Genus : Zea
Species : Zea Mays L.

4.1.2        Struktur Biji Jagung

Secara struktural, biji jagung yang telah matang terdiri atas empat bagian utama, yaitu perikarp, lembaga, endosperm, dan tip kap (Gambar 1).
                                                                                              









Secara umum biji jagung terdiri dari:
Bagian Anatomi
Jumlah (%)
Perikarp
5
Endosperm
62
Lembaga
12
Tip Cap
1
Keterangan bagian-bagian biji jagung:
1.        Perikarp merupakan lapisan pembungkus biji yang berubah cepat selama proses pembentukan biji, yang berguna sebagai pelindung dari pengaruh suhu, kelembapan dan benturan. Pericarp adalah suatau lapisan penutup biji yang terdiri dari berlapis-lapis sel yang menutup biji.
2.        Pada taraf tertentu lapisan ini membentuk membran yang dikenal sebagai kulit biji atau testa/aleuron yang secara morfologi adalah bagian endosperm. Lapisan pertama dari endosperm yaitu lapisan eleuron, merupakan pembatas antara endosprm dengan kulit (perkarp). Bobot lapisan aleuron sekitar 3% dari keseluruhan biji.
3.        Lembaga merupakan bagian yang cukup besar. Pada biji jagung tipe gigi kuda, lembaga meliputi 11,5% dari bobot keseluruhan biji. Lembaga ini sendiri sebenarnya tersusun atas dua bagian yaitu skutelum dan poros embrio (embryonic axis). Endosperm merupakan bagian terbesar dari biji jagung, yaitu sekitar 85%, hampir seluruhnya terdiri atas karbohidrat dari bagian yang lunak (floury endosperm) dan bagian yang keras (horny endosperm) (Wilson 1981). Lembaga terdiri atas plumula, radikel, dan skutelum, yaitu sekitar 10% dan perikarp 5%. Perikarp merupakan lapisan luar biji yang dilapisi oleh testa dan lapisan aleuron. Lapisan aleuron mengandung 10% protein (Mertz 1972). Setiap tip cap adalah bagian yang menghubungkan biji dengan janggel. Lapisan aleuron, perikarp, dan lembaga mengandung protein dengan kadar yang berbeda. Lembaga juga mengandung lemak dan mineral (Inglett 1987).
4.        Tudung pangkal biji merupakan bekas tempatnya melekatnya biji jagung. Struktur tip cap meneyerupai bunga karang (spongy) dan dinding selnya mudah menyerap air.

4.1.3   Jenis Jagung
Jagung memiliki berbagai macam jenis dan bentuknya, tergantung pada iklim dan lingkungannya. Jenis Jagung menurut beberapa subspecies yaitu :
a.        Soft Corn (Zea mays amylacea)
Jenis Jagung Tepung Flour Corn atau (Z.m amilacea) dikembangkan di Amerika Selatan, Colombia serta di Afrika. Zat pati yang terdapat dalam endosperma jagung tepung semuanya pati lunak, kecuali di bagian sisi biji yang tipis adalah pati keras. Ciri-ciri jagung tepung adalah hampir seluruh bijinya berisi pati yang berupa tepung dan lunak, serta apabila terkena panas akan mudah pecah  panjang  tongkolnya berkisar 25-30 cm dan barisan bijinya berkisar 8-12 baris. jagung jenis ini cocok untuk membuat tepung maezena.
Cara penyimpanannya ditempat yang teduh dan strategis dimasukan kegudang namun sebelumnya dijemur  dibawah sinar matahari selama 7 hari atau lebih hingga kadar air mencapai 18%. Jagung disortir dengan memisahkan rabut, jagung, tongkol dan disortir ukuran  yang seragam, kemudian dikemas dalam wadah  dan disimpan didalam wadah yang dingin. Apabila jagung kering yang mau dipipil dengan menggunakan alat pemipil  maka dikeringkan kembali sampai kadar airnya 12% kemudian disimpan digudang  yang sejuk dan kering serta berpentilasi baik.
b.        Pod Corn (Zea mays tunicate)
Jenis Jagung Pod (Z.m.Tunicata) merupakan bentuk primitif yang dijumpai pertama kali  di Amerika Selatan, terutama di Uruguay dan Paraguay. Di Indonesia tidak ada yang mengusahakan karena jagung ini kurang menguntungkan, ciri khas biji dan tongkolnya banyak diselubungi oleh kelobot, bijinya seolah-olah tidak kelihatan. Cara penyimpanannya ditaruh ditempat yang teduh dan strategis dimasukan kegudang, disortir dengan memisahkan rambut, jagung, tongkol dan disortir ukuran  yang seragam, kemudian dikemas dalam wadah  dan disimpan didalam wadah yang dingin.
c.         Flint corn (Zea mays indurate)
Flint corn atau jagung mutiara memiliki ukuran biji sedang. Bagian atas biji jagung berbentuk bulat dan tidak berlekuk, serta hampir seluruhnya mengandung lapisan tepung yang keras. Biji jagung berwarna putih, kuning atau merah. Jagung ini agak tahan terhadap serangan hama bubuk, sehingga lebih tahan kalau disimpan. Di Indonesia jagung ini cukup disukai. Jagung ini banyak ditanam di Eropa, Asia, Amerika Tengah dan Amerika Selatan.
Di Indonsia jagung ini dimanfaatkan untuk konsumsi manusia dan ternak. Tanaman jagung mutiara dapat beradaptasi baik didaerah tropis  dan subtropis. Jagung Mutiara memiliki biji jagung berbentuk bulat, licin, mengkilap dan keras karena bagian pati yang keras terdapat di bagian atas dari biji. Pada waktu masak, bagian atas dari biji mengkerut bersama-sama, sehingga menyebabkan permukaan biji bagian atas licin dan bulat. Pada umumnya varietas lokal di Indonesia tergolong ke dalam tipe biji mutiara. Sekitar 75% dari areal pertanaman jagung di Pulau Jawa bertipe biji mutiara. Tipe biji ini disukai oleh petani karena tahan hama gudang.
Umur tanaman jagung ini agak lama demikian juga jumlah dan tumbuhan janggel (tongkol bermacam-macam. beratnya per 1000 biji antara 100-700 g. dan bentuknya agak bulat dan ukurannya lebih kecil dari pada biji jagung model gigi kuda, warnanya bervariasi, putih, kuning dan juga agak merah. Permukaan biji cerah dan bersinar  dan agak keras (horny starch) kandungan zat tepung relatif sedikit dan terletak  dibagian dalam (tengah). Biji jagung mutiara tidak berkerut saat mengering sehingga lebih tahan terhadap serangan hama dan gangguan dari luar, seperti keadaan hujan tidak teratur. Cara penyimpanannya ditaruh ditempat yang teduh dan strategis dimasukan kegudang, disortir dengan memisahkan rambut, jagung, tongkol dan disortir ukuran  yang seragam, kemudian dikemas dalam wadah  dan disimpan didalam wadah yang suhu yang stabil tidak terlalu dingin.
d.        Dent corn (Zea mays indentata)
Dent corn disebut juga jagung gigi kuda, karena bentuknya seperti gigi kuda. Biji jagung jenis ini mempunyai lekukan pada bagian atas, lekukan ini terjadi karena pengerutan lapisan tepung yang lunak ketika biji mengering. Batangnya tingi dan panjang  tumbuhnya tegap dan umurnya lama. Setiap batang tumbuhnya 1-2 tongkol. Biji-bijian tanaman jagung kuda berukuran besar yang terbagi dalam beberapa baris, dan berwarna kuning, putih atau kadang-kadang berwarna lain, beratnya per 1000 biji antara 300-500 gr.
Di Indonesia  jenis jagung ini jarang ditanam karena tidak tahan tarhadap hama bubuk dan cocok untuk dibuat tepung jagung. Cara penyimpanannya ditaruh ditempat yang teduh dan strategis dimasukan kegudang, disortir dengan memisahkan rambut, jagung, tongkol dan disortir ukuran  yang seragam, kemudian dikemas dalam wadah  dan disimpan didalam wadah yang dingin. Bagian pati keras pada tipe biji dent berada di bagian sisi biji, sedangkan pati lunaknya di tengah sampai ke ujung biji. Pada waktu biji mengering, pati lunak kehilangan air lebih cepat dan lebih mengkerut dari pada pati keras. Tipe biji dent ini bentuknya besar, pipih dan berlekuk.
e.         Sweet Corn (Zea mays sacharata)
Sweet corn atau jagung manis mempunyai rasa yang manis. Produksi jagung manis digunakan bahan pembuatan sirup, karena mengandung zat gula yang sangat tinggi. Di Indonesia jagung manis mulai ditanam sekitar tahun 2000  dan beberapa tahun terakhir jagung ini menjadi mata dagangan ekspor ke pasar dunia. Ciri khas jagung manis adalah biji-biji yang masih muda bercahaya dan berwarna jernih, biji yang telah masak dan kering berkeriput. Untuk membedakan dapat dilihat dari rambut tongkol berwarna putih, jika rambutnya berwarna merah berarti jaung biasa. Umur tanam jagung manis berkisar antara 60-70 hari, namun didataran tinggi mencapai 80 hari. 
Bentuk biji jagung manis pada waktu masak keriput dan transparan. Biji jagung manis yang belum masak mengandung kadar gula lebih tinggi dari pada pati. Sifat ini ditentukan oleh satu gen sugary (su) yang resesif. Jagung manis umumnya ditanam untuk dipanen muda pada saat masak susu (milking stage). Jagung manis apabila ditanam satu tempat dengan jagung biasa maka akan berubah rasa manis, karena jagung ini tidak bisa mempertahankan sifat terhadap penyerbukan silang, sebaiknya menanam jagung manis dan jagung biasa agak berjauhan  (minimal 100 meter) atau pada batas petakan ditanam tanaman pelindung sebagai pembatas. Cara penyimpanannya ditaruh ditempat yang teduh dan strategis dimasukan kegudang, disortir dengan memisahkan rambut, jagung, tongkol dan disortir ukuran  yang seragam, kemudian dikemas dalam wadah  dan disimpan didalam wadah yang teduh dan dingin. 
f.         Waxy corn (Zea mays ceratina).
Waxy corn memiliki biji yang menyerupai lilin. Molekul pati jagung jenis ini berbeda dari molekul pati jenis lain. Pati waxy corn mirip glikogen dan menyerupai tepung tapioka. Jagung jenis ini tidak ditanam di Indonesia, kebanyakan tersebar di Asia Timur antara lain Myanmar, Filipina, Cina sebelah Timur dan Mansuria.
Jagung ini disebut jagung pulen karena kadar amilopektinnya tinggi ±70% dan 30% amilosa. dan cirinya lengket apabila dimasak bijinya kecil berwarna jernih dan mengkilap seperti lilin dan dan zat patinya seperti tepung tapioka dan memiliki ekonomis tinggi sebab dapat mengganti tepung tapioka dan bahan pengganti sagu serta dapat dijadikan bahn pakan ternak. Asalmula jagung ini adalah dari Asia. Jagung waxy digunakan sebagai bahan perekat, selain sebagai bahan makanan. Cara penyimpanannya ditaruh ditempat yang teduh dan strategis dimasukan kegudang, disortir dengan memisahkan rambut, jagung, tongkol dan disortir ukuran yang seragam, kemudian dikemas dalam wadah  dan disimpan didalam wadah yang dingin.

4.3    BUDIDAYA JAGUNG
4.3.1   Pembibitan
Pembibitan dapat dilakukan dengan 3 cara yaitu memenuhi persyaratan benih, penyiapan benih, dan pemindahan benih.
1) Persyaratan Benih
Benih yang akan digunakan sebaiknya bermutu tinggi, baik mutu genetik, fisik maupun fisiologinya. Berasal dari varietas unggul (daya tumbuh besar, tidak tercampur benih/varietas lain, tidak mengandung kotoran, tidak tercemar hama dan penyakit). Benih yang demikian dapat diperoleh bila menggunakan benih bersertifikat. Pada umumnya benih yang dibutuhkan sangat bergantung pada kesehatan benih, kemurnian benih dan daya tumbuh benih. Penggunaan benih jagung hibrida biasanya akan menghasilkan produksi yang lebih tinggi. Tetapi jagung hibrida mempunyai beberapa kelemahan dibandingkan varietas bersari bebas yaitu harga benihnya yang lebih mahal dan hanya dapatdigunakan maksimal 2 kali turunan dan tersedia dalam jumlah terbatas.

2) Penyiapan Benih
Benih dapat diperoleh dari penanaman sendiri yang dipilih dari beberapa tanaman jagung yang sehat pertumbuhannya. Dari tanaman terpilih, diambil yang tongkolnya besar, barisan biji lurus dan penuh tertutup rapat oleh klobot, dan tidak terserang oleh hama penyakit. Tongkol dipetik pada saat lewat fase matang fisiologi dengan ciri: biji sudah mengeras dan sebagian besar daun menguning. Tongkol dikupas dan dikeringkan hingga kering betul. Apabila benih akan disimpan dalam jangka lama, setelah dikeringkan tongkol dibungkus dan disimpan di tempat kering. Dari tongkol yang sudah kering, diambil  biji bagian tengah sebagai benih. Biji yang terdapat di bagian ujung dan pangkal tidak digunakan sebagai benih. Daya tumbuh benih harus lebih dari 90%, jika kurang dari itu sebaiknya benih diganti. Benih yang dibutuhkan adalah sebanyak 20-30 kg untuk setiap hektar.

3) Pemindahan Benih
Sebelum benih ditanam, sebaiknya dicampur dulu dengan fungisida seperti Benlate, terutama apabila diduga akan ada serangan jamur. Sedangkan bila diduga akan ada serangan lalat bibit dan ulat agrotis, sebaiknya benih dimasukkan ke dalam lubang bersamasama dengan insektisida butiran dan sistemik seperti Furadan 3 G.

4.3.2   Pengelolahan Media Tanam
Pengeolahan tanah ini bertujuan untuk  memperbaiki kondisi tanah, dan memberikan tingkat kesuburan tanah. Untuk melakukan ini ada beberap cara yang harus di ketahui yaitu:

1.        Persiapan
Dilakukan dengan cara membalik tanah dan memecah bongkah tanah agar diperoleh tanah yang gembur untuk memperbaiki aerasi. Tanah yang akan ditanami (calon tempat barisan tanaman) dicangkul sedalam 15-20 cm, kemudian diratakan. Tanah yang keras memerlukan pengolahan yang lebih banyak. Pertama-tama tanah dicangkul/dibajak lalu dihaluskan dan diratakan.
2.        Pembukaan lahan
Pengolahan lahan diawali dengan membersihkan lahan dari sisa-sisa tanaman sebelumnya. Bila perlu sisa tanaman yang cukup banyak dibakar, abunya dikembalikan ke dalam tanah, kemudian dilanjutkan dengan pencangkulan dan pengolahan tanah dengan bajak. Pengelolahan lahan  harus dilakukan dengan cara membersihkan lahan dan berbagai jenis tanaman yang ada di sekitar tanaman harus di bersihkan dengan cara di cangkul atau di semprot dan ratakan kembali.
3.    Pembentukan bedengan
Pengelolahan bedengan dilakukan 3 meterdi buat saluran drainase sepenjang barisan tanaman. Lebar saluran 25-30 cm dengan kedalaman 20 cm. Saluran ini dibuat terutama pada tanah yang drainasenya jelek.
4.    Pengapuran
Di daerah dengan pH kurang dari 5, tanah harus dikapur. Jumlah kapur yang diberikan berkisar antara 1-3 ton yang diberikan tiap 2-3 tahun. Pemberian dilakukan dengan cara menyebar kapur secara merata atau pada barisan tanaman, sekitar 1 bulan sebelum tanam. Dapat pula digunakan dosis 300 kg/ha per musim tanam dengan cara disebar pada barisan tanaman.
5.        Pemupukan
Sebelum melakukan penanaman harus melakukan pemupukan dengan pupuk kandang atau pupuk buatan dalam pemupukan ini harus ditentukan terlebih dahulu misalnya pemupukan awal menggunakan urea, pemupukan pemupukan kedua menggunakan Tsp dan ketiga pemupukan menggunakan Kcl dan selanjutnya untuk tetap menjaga tingkat kesuburan tanah. Apabila tanah yang akan ditanami tidak menjamin ketersediaan hara yang cukup maka harus dilakukan pemupukan. Dosis pupuk yang dibutuhkan tanaman sangat bergantung pada kesuburan tanah dan diberikan secara bertahap. Anjuran dosis rata-rata adalah: Urea=200-300 kg/ha, TSP=75-100 kg/ha dan KCl=50-100 kg/ha.

4.3.3   Teknik Penanaman
1.        Penentuan Pola Tanaman
Pola tanam memiliki arti penting dengan pola tanam ini berarti memanfaatkan dan memadukan berbagai komponen yang tersedia (agroklimat, tanah, tanaman, hama dan penyakit, keteknikan dan sosial ekonomi). Pola tanam di daerah tropis seperti di Indonesia, biasanya disusun selama 1 tahun dengan memperhatikan curah hujan (terutama pada daerah/lahan yang sepenuhnya tergantung dari hujan. Maka pemilihan jenis/varietas yang ditanampun perlu disesuaikan dengan keadaan air yang tersedia ataupun curah hujan.
2.        Pembuatan Lubang Tanam
Lubang tanam dibuat dengan alat tugal. Kedalaman lubang perlu di perhatikan agar benih tidak terhambat pertumbuhannya. Kedalaman lubang tanam antara: 3-5 cm, dan tiap lubang hanya diisi 1 butir benih. Jarak tanam jagung disesuaikan dengan umur panennya, semakin panjang umurnya, tanaman akan semakin tinggi dan memerlukan tempat yang lebih luas. Jagung berumur dalam/panjang dengan waktu panen ε 100 hari sejak penanaman, jarak tanamnya dibuat 40x100 cm (2 tanaman/lubang). Jagung berumur sedang (panen 80-100 hari), jarak tanamnya 25x75 cm (1 tanaman/lubang). Sedangkan jagung berumur pendek (panen <80 hari), jarak tanamnya 20x50 cm (1 tanaman/lubang). Kedalaman lubang tanam yaitu antara 3-5 cm.
3.        Cara Penanaman
Pada jarak tanam 75 x 25 cm setiap lubang ditanam satu tanaman. Dapat juga digunakan jarak tanam 75 x 50 cm, setiap lubang ditanam dua tanaman. Tanaman ini tidak dapat tumbuh dengan baik pada saat air kurang atau saat air berlebihan. Pada waktu musim penghujan atau waktu musim hujan hampir berakhir, benih jagung ini dapat ditanam. Tetapi air hendaknya cukup tersedia selama pertumbuhan tanaman jagung. Pada saat penanaman sebaiknya tanah dalam keadaan lembab dan tidak tergenang. Apabila tanah kering, perlu diairi dahulu, kecuali bila diduga 1-2 hari lagi hujan akan turun.
4.        Lain-lain
Di lahan sawah irigasi, jagung biasanya ditanam pada musim kemarau. Di sawah tadah hujan, ditanam pada akhir musim hujan. Di lahan kering ditanam pada awal musim hujan dan akhir musim hujan.

5.        Pemeliharaan
1.        Penjarangan dan Penyulaman
Dengan penjarangan maka dapat ditentukan jumlah tanaman per lubang sesuai dengan yang dikehendaki. Apabila dalam 1 lubang tumbuh 3 tanaman, sedangkan yang dikehendaki hanya 2 atau 1, maka tanaman tersebut harus dikurangi. Tanaman yang tumbuhnya paling tidak baik, dipotong dengan pisau atau gunting yang tajam tepat di atas permukaan tanah. Pencabutan tanaman secara langsung tidak boleh dilakukan, karena akan melukai akar tanaman lain yang akan dibiarkan tumbuh. Penyulaman bertujuan untuk mengganti benih yang tidak tumbuh/mati. Kegiatan ini dilakukan 7-10 hari sesudah tanam. Jumlah dan jenis benih serta perlakuan dalam penyulaman sama dengan sewaktu penanaman. Penyulaman hendaknya menggunakan benih dari jenis yang sama. Waktu penyulaman paling lambat dua minggu setelah tanam.
2.        Penyiangan
Penyiangan bertujuan untuk membersihkan lahan dari tanaman pengganggu (gulma). Penyiangan dilakukan 2 minggu sekali. Penyiangan pada tanaman jagung yang masih muda biasanya dengan tangan atau cangkul kecil, garpu dan sebagainya. Yang penting dalam penyiangan ini tidak mengganggu perakaran tanaman yang pada umur tersebut masih belum cukup kuat mencengkeram tanah. Hal ini biasanya dilakukan setelah tanaman berumur 15 hari.
3.        Pembumbunan
Pembumbunan dilakukan bersamaan dengan penyiangan dan bertujuan untuk memperkokoh posisi batang, sehingga tanaman tidak mudah rebah. Selain itu juga untuk menutup akar yang bermunculan di atas permukaan tanah karena adanya aerasi. Kegiatan ini dilakukan pada saat tanaman berumur 6 minggu, bersamaan dengan waktu pemupukan. Caranya, tanah di sebelah kanan dan kiri barisan tanaman diuruk dengan cangkul, kemudian ditimbun di barisan tanaman.Dengan cara ini akan terbentuk guludan yang memanjang. Untuk efisiensi tenaga biasanya pembubunan dilakukan bersama dengan penyiangan kedua yaitu setelah tanaman berumur 1 bulan.
4.        Pengairan dan Penyiraman
Setelah benih ditanam, dilakukan penyiraman secukupnya, kecuali bila tanah telah lembab. Pengairan berikutnya diberikan secukupnya dengan tujuan menjaga agar tanaman tidak layu. Namun menjelang tanaman berbunga, air yang diperlukan lebih besar sehingga perlu dialirkan air pada parit-parit di antara bumbunan tanaman jagung.
5.        Waktu Penyemprotan Pestisida
Penggunaan pestisida hanya diperkenankan setelah terlihat adanya hama yang dapat membahayakan proses produksi jagung. Adapun pestisida yang digunakan yaitu pestisida yang dipakai untuk mengendalikan ulat. Pelaksanaan penyemprotan hendaknya memperlihatkan kelestarian musuh alami dan tingkat populasi hama yang menyerang, sehingga perlakuan ini akan lebih efisien.

4.3         KANDUNGAN GIZI
Jagung sangat terkenal dengan kandungan karbohidrat yang cukup tinggi. Namun tidak hanya karbohidrat saja yang terdapat pada jagung. Banyak kandungan zat gizi yang bermanfaat bagi tubuh. Komposisi pada jagung dapat berbeda-beda sesuai dengan jenis dan dipengaruhi oleh faktor genetik. Komposisi kandungan zat gizi pada berbagai tipe jagung.
Tabel 1. Komposisi kimia berbagai tipe jagung (%)
Varietas
Air
Abu
Protein
Serat kasar
Lemak
Karbohidrat
Kristalin
Flouryn
Starchy
Manis
Pop
Hitam
Srikandi Putih
Srikandi Kuning
Anoman
Lokal Pulut
Lokal Non Pulut
Bisi
Lamuru
10,5
9,6
11,2
9,5
10,4
12,3
10,08
11,03
10,07
11,12
10,09
9,70
9,80
1,7
1,7
2,9
1,5
1,7
1,2
1,81
1,85
1,89
1,99
2,01
1,00
1,20
10,3
10,7
9,1
12,9
13,7
5,2
9,99
9,95
9,71
9,11
8,78
8,40
6,90
2,2
2,2
1,8
2,9
2,5
1,0
2,99
2,97
2,05
3,02
3,12
2,20
2,60
5,0
5,4
2,2
3,9
5,7
4,4
5,05
5,10
4,56
4,97
4,92
3,60
3,20
70,3
70,4
72,8
69,3
66,0
75,9
73,07
72,07
73,77
72,81
74,20
75,10
76,30
Sumber:                                                                                                                      


Tabel 2. Komposisi kimia pada bagian biji jagung berdasarkan bobot kering
Komponen
Biji Utuh
Endosperm
Lembaga
Kulit Ari
Tip Cap
Protein (%)
Lemak (%)
Serat kasar (%)
Abu (%)
Pati (%)
Gula (%)
3,7
1,0
86,7
0,8
71,3
0,34
8,0
0,8
2,7
0,3
87,6
0,62
18,4
33,2
8,8
10,5
8,3
10,8
3,7
1,0
86,7
0,8
7,3
0,34
9,1
3,8
-
1,6
5,3
1,6
Sumber:
Tabel 3. Kandungan Zat Gizi Jagung Biasa
Kandungan
Satuan/100 gram Bahan
Jagung Manis
Jagung Biasa
Jagung Kuning Pipilan
Energi
Protein
Lemak
Karbohidrat
Kalsium
Fosfor
Besi
Vitamin A
Vitamin B
Vitamin C
Air
Bagian Yang Dapat Dimakan
96,0 cal
3,5 g
1,0 g
22,8 g
2,0 g
111 mg
0,7 mg
400 SI
0,15 mg
12,0 mg
72,7 g
-
129 cal
4,1 g
1,3 g
30,3 g
5,0 mg
108,0 mg
1,1 mg
117,0 SI
0,18 mg
9,0 mg
63,5 g
-
3007,00 cal
7,90 g
3,40 g
63,60 g
148,00 mg
-
2,10 mg
440,00 SI
0,33 mg
-
24,00%
90,00%
Sumber:

4.4 PASCA PANEN
1.        Pengupasan
Jagung dikupas pada saat masih menempel pada batang atau setelah pemetikan selesai. Pengupasan ini dilakukan untuk menjaga agar kadar air di dalam tongkol dapat diturunkan dan  kelembaban  di  sekitar  biji  tidak menimbulkan  kerusakan  biji  atau  mengakibatkan tumbuhnya cendawan. Pengupasan dapat memudahkan atau memperingan pengangkutan selama proses pengeringan. Untuk jagung  masak  mati  sebagai  bahan  makanan,  begitu selesai dipanen, kelobot segera dikupas.
2.        Pengeringan
Pengeringan  jagung  dapat  dilakukan  secara  alami  atau  buatan.  Secara  tradisional  jagung dijemur di bawah sinar matahari sehingga kadar air berkisar 9–11 %. Biasanya penjemuran memakan  waktu  sekitar  7-8  hari.  Penjemuran  dapat  dilakukan  di  lantai,  dengan  alas anyaman  bambu  atau  dengan  cara  diikat  dan  digantung.  Secara  buatan  dapat  dilakukan dengan mesin pengering untuk menghemat tenaga manusia, terutama pada musim hujan. Terdapat berbagai cara pengeringan buatan, tetapi prinsipnya sama yaitu untuk mengurangi kadar air di dalam biji dengan panas pengeringan sekitar 38-43oC, sehingga kadar air turun menjadi  12-13  %.  Mesin  pengering  dapat  digunakan  setiap  saat  dan  dapat  dilakukan pengaturan suhu sesuai dengan kadar air biji jagung yang diinginkan.
3.        Pemipilan
Setelah  dijemur  sampai  kering  jagung  dipipil.  Pemipilan  dapat  menggunakan  tangan  atau alat  pemipil  jagung  bila  jumlah  produksi  cukup  besar.  Pada  dasarnya  “memipil”  jagung hampir  sama  dengan  proses  perontokan  gabah,  yaitu  memisahkan  biji-biji  dari  tempat pelekatan. Jagung melekat pada tongkolnya, maka antara biji dan tongkol perlu dipisahkan.
4.        Penyortiran dan Penggolongan
Setelah jagung terlepas dari tongkol, biji-biji jagung harus dipisahkan dari kotoran atau apa saja  yang  tidak  dikehendaki,  sehinggga  tidak  menurunkan  kualitas  jagung.  Yang  perlu dipisahkan dan dibuang antara lain sisa-sisa tongkol, biji kecil, biji pecah, biji hampa, kotoran selama  petik  ataupun  pada  waktu  pengumpilan.  Tindakan  ini  sangat  bermanfaat  untuk menghindari  atau  menekan  serangan  jamur  dan  hama  selama  dalam  penyimpanan. Disamping  itu  juga  dapat  memperbaiki  peredaran  udara.  Untuk  pemisahan  biji  yang  akan digunakan  sebagai  benih  terutama  untuk  penanaman  dengan  mesin  penanam,  biasanya membutuhkan  keseragaman  bentuk  dan  ukuran  buntirnya.  Maka  pemisahan  ini  sangat penting  untuk  menambah  efisiensi  penanaman  dengan  mesin.  Ada  berbagai  cara membersihkan atau memisahan jagung dari campuran kotoran. Tetapi pemisahan dengan cara ditampi seperti pada proses pembersihan padi, akan mendapatkan hasil yang baik.

4.5         APLIKASI
Berdasarkan komposisi kimia dan kandungan nutrisi, jagung mempunyai prospek sebagai pangan dan bahan baku industri. Pemanfaatan jagung sebagai bahan baku industri akan memberi nilai tambah bagi usaha tani. Penanganan dan pengolahan hasil pertanian memang penting untuk meningkatkan nilai tambah, terutama pada saat produksi melimpah dan harga produk rendah, juga untuk produk yang rusak atau bermutu rendah.
4.5.1 Pengembangan Olahan Jagung
1.    Tortila/ Kerupuk Jagung
Salah satu hasil olahan jagung yang cukup digemari adalah tortilla atau kerupuk jagung. Kecenderungan konsumen yang lebih menyukai produk makanan ringan yang praktis dan siap santap seperti kerupuk jagung ini nampaknya memberikan harapan baru bahwa diversifikasi jagung menjadi kerupuk jagung dapat diterima oleh masyarakat Indonesia. Proses pengolahan produk ini cukup sederhana sehingga berpotensi membuka peluang usaha sebagai industri rumah tangga. Mutu produk olahan yang baik dapat meningkatkan nilai jual dan memperluas pasar.
2.    Emping Jagung
Emping jagung adalah biji jagung yang dipress tipis seperti emping. Di beberapa negara emping jagung ini disebut corn flake. Produk ini dapat di konsumsi dengan dicampur susu dan biasanya digunakan untuk sarapan. Cara seperti ini di Indonesia belum membudaya. Meskipun demikian keberadaan emping jagung di Indonesia dewasa ini semakin berkembang dan berdampak positif dalam usaha diversifikasi menu makanan dengan menambahkan bahan tambahan seperti coklat, susu dan selai.
3.    Dodol Jagung
Pengembangkan produk jagung yaitu dengan mengolahnya menjadi dodol jagung manis rendah kalori. Hal ini dikarenakan harga jagung di pasaran yang relatif murah sehingga dengan usaha dodol tersebut dapat dijadikan alternatif usaha baru bagi petani jagung. Cara tersebut merupakan langkah yang efektif untuk meningkatkan pendapatan para petani khususnya. Proses pembuatan dodol jagung cukup mudah dan membutuhkan waktu yang singkat. Dodol jagung manis memiliki keunggulan yaitu dapat dikonsumsi oleh penderita diabetes. Bahan yang dibutuhkan untuk membuat dodol jagung yaitu jagung manis, beras ketan, buah kelapa, gula batok dan pasir, gram garam dan gram natrium Benzoat. Langkah kerja proses pembuatan dodol jagung yaitu jagung manis di cuci terlebih dahulu lalu dihancurkan dengan blender yang dicampur dengan santan kelapa.
4.    Susu Jagung
Susu jagung merupakan cairan yang berwarna putih kekuningan yang berasal dari ekstrak biji jagung dengan atau tanpa penambahan bahan lainnya. Jagung yang dibuat untuk membuat susu jagung adalah jagung manis. Kandungan nutrisi jagung adalah karbohidrat, lemak dan protein jagung. Protein jagung mempunyai komposisi asam amino yang cukup baik, sedangkan jumlah kandungan protein dan lemak jagung ini bervariasi tergantung umur dan varietasnya. Kandungan lemak dan protein jagung muda lebih rendah dibandingkan dengan jagung tua, sehingga susu jagung ini cocok untuk dikonsumsi oleh penderita cholesterol. Bahan-bahan yang digunakan untuk membuat susu jagung sangat sederhana yaitu jagung manis, gula pasir, air dan perasa tambahan bila diinginkan.
5.    Mie Jagung
Mie merupakan salah satu jenis pangan yang sudah sangat dikenal dan disukai oleh masyarakat dari berbagai lapisan, yang biasa dikonsumsi sebagai makanan sarapan atau makanan selingan. Terdapat berbagai jenis mie yang dikenal masyarakat yang dapat dikelompokkan menjadi mie mentah, mie matang, mie kering, dan mie instan. Saat ini mie yang banyak beredar di pasaran adalah mie dengan berbahan dasar tepung terigu, dimana gandum sebagai bahan baku tepung terigu ini harus diimpor. Sehingga untuk mengurangi produk impor dapat mendiversifikasikan jagung menjadi mie jagung. Bahan-bahan yang digunakan dalam membuat mie jagung yaitu tepung terigu, tepung jagung, garam dapur, soda abu, pengental dan air dicampur homogen, kemudian dibentuk lembaran adonan dan untaian mie (sheeting dan slitting), dikukus dan dikeringkan dalam oven menjadi mie kering. Berdasarkan uji organoleptik, mie jagung substitusi memiliki kekenyalan dan elastisitas yang mi rip dengan mie terigu, di samping juga rasa khas jagungnya yang tetap ada.





4.5.2 Teknologi Pengolahan Jagung
a.                  Minyak Jagung
Bagian jagung yang memiliki kandungan minyak adalah lembaga (germ). Biji jagung mengandung 4,5% minyak, sebagian besar (85%) pada lembaga. Cara memperoleh minyak jagung adalah dengan cara pengepresan mekanik dan ekstraksi dengan pelarut. Lembaga yang dihasilkan dari proses penggilingan kering mengandung 25-30 % minyak, sedangkan dari penggilingan basah 45 – 50 %. Pengepressan mekanik menggunakan ekspeller ulir biasanya memisahkan sekitar 80 % minyak. Minyak yang tertinggal pada ampas masih dapat diambil dengan ekstraksi pelarut heksan. Minyak yang dihasilkan dari lembaga penggilingan kering biasanya lebih baik dibandingkan dengan dari lembaga penggilingan basah karena lebih pucat dan lebih sedikit yang hilang selama proses pemurnian. Hasil proses pengepressan atau ekstraksi pelarut disebut minyak kasar.
Minyak kasar merupakan campuran trigliserida, asam lemak bebas, fosfolipid, sterol, tokoferol, lilin dan pigmen. Sebelum digunakan, minyak kasar perlu dimurnikan untuk memisahkan komponen yang tidak dikehendaki (asam lemak bebas, fosfolipid, pigmen, komponen aroma dan citarasa). Tahap-tahap pemurnian minyak kasar adalah deguming,  netralisasi  (penghilangan  asam lemak  bebas),  bleaching  (pemucatan),  dan deodorisasi (penghilangan aroma). Minyak jagung banyak digunakan sebagai minyak goreng, minyak salad dan margarin. Minyak jagung merupakan sumber asam lemak tidak jenuh seperti asam linoleat dan linolenat. Kedua asam lemak essensial ini dapat berperan menurunkan kadar kolesterol darah dan menurunkan risiko serangan jantung ukoroner. Minyak jagung mengandung tokoferol (vitamin E).
b.                 XLITOL
Tongkol jagung dan limbah lignoselulosa lain dari jagung ternyata  dapat digunakan untuk bahan baku produk furfural dan derivatifnya juga dapat digunakan sebagai produk gula xilitol. Xilitol termasuk gula alkohol dengan lima karbon (1,2,3,4,5 pentahydroxy pentane) dengan formulasi molekul C5H12O Sebetulnya beberapa jenis buah-buahan dan sayuran mengandung xilitol walaupun dalam jumlah kecil, misalnya strawberi. Namun demikian, untuk mengekstrak xilitol dari bahan tersebut tidak ekonomis karena kandungannya terlalu kecil (Kulkarni et al. 1999).
Xilitol dapat diproduksi dengan menghidrogenasi xilosa. Di  Taiwan, produksi xilitol menggunakan bahan baku bagas tebu, di India menggunakan bagas tebu atau tongkol jagung (Biswas and Vashishtha 2004). Xilitol mempunyai kelebihan dibanding gula pasir (sukrosa), yaitu sebagai pemanis rendah kalori (4 kal/g), indeks glutemik jauh lebih rendah sehingga tidak meningkatkan gula darah dan metabolisme tanpa insulin, sehingga sangat baik untuk penderita diabetes. Xilitol dapat digunakan tanpa campuran atau dikombinasikan dengan pemanis nonkariogenik (tidak menyebabkan diabetes) untuk membuat produk non-sugar sweetener seperti permen karet, Permen karet, coklat rendah gula, gelatin, pudding, jam, roti, dan ice cream (Anonymous 2004). Saat ini xilitol banyak digunakan untuk pasta gigi karena dapat menguatkan gusi. Xilitol merupakan gula alternatif yang mempunyai sifat nonkariogenik dan anti kariogenik, anti caries, dan prebiotik, sehingga baik untuk kesehatan dan dapat menghambat pertumbuhan Streptococcus mutans. Konsumsi manusia untuk xylitol adalah 15 g/bobot badan atau + 100 g/orang (Schmidl and Labuza 2000).
c.         PATI JAGUNG
Jagung merupakan salah satu bahan pangan sumber pati. Pati jagung merupakan basis dalam pemanfaatan biji jagung. Kadar pati biji jagung mencapai 72 % dari berat bijinya. Pati tersebut terdiri atas fraksi amilosa (27 %) dan fraksi amilopektin (73 %). Maizena adalah tepung pati yang diperoleh dari ekstraksi jagung. Proses pembuatan maizena cukup sederhana yaitu dengan menghancurkan/menggiling biji jagung terlebih dahulu, untuk selanjutnya ditambah air dan disaring. Hasil penyaringan berupa susu jagung diendapkan dalam bak pengendapan. Selama pengendapan, terjadi pemisahan antara pati dengan air. Lapisan air dibagian atas selanjutnya dibuang, sedangkan lapisan pati dibagian bawah dikeringkan. 
Maizena banyak dimanfaatkan dalam pembuatan kue dan makanan kering. Penggunaan maizena akan meningkatkan sifat tekstural bahan makanan, disamping meningkatkan nilai gizinya. Maizena juga banyak dimanfaatkan sebagai bahan pengental, misalnya pada saus, puding. Pati mempunyai kemampuan untuk mengikat air sehingga akan meningkatkan viskositas/kekentalan.
Pati pra masak merupakan salah satu modifikasi pati. Pati pra masak dibuat dengan memasak pati dalam air. Bubur pati yang diiperoleh kemudian dikeringkan dengan drum dyer dan digiling. Pati pra masak banyak digunakan dalam pembuatan produk-produk instan, seperti roti, makanan kaleng, makanan beku dan perekat.



DAFTAR PUSTAKA
AAK. 1993. Teknik Bercocok Tanam Jagung. Yogyakarta. Kanisius.

Anonim. 2004. Profil Bisnis Mie Jegung Instan. Riset Unggulan Strategis Nasional (RUSNAS) Diversifikasi Pangan Pokok Alternatif. Lembaga Pengelola : Pusat Studi Pangan dan Gizi, Institut Pertanian Bogor.

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (1998). Budidaya Kedelai dan Jagung. Palangkaraya. Departemen Pertanian.

Purwono dan Hartono. 2005. Bertanam Jagung Unggul. Penebar Swadaya: Jakarta.

Saenong, Sania. (1988). Teknologi Benih Jagung. Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian: Bogor.

Sugiyono, 2004. Teknologi Pengolahan Jagung. Makalah Seminar.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar